KAIRO--MICOM: Calon
presiden Mesir Ahmed Shafiq mengumumkan kemenangan dalam pemilihan presiden
berdasarkan penghitungan tim kampanyenya sendiri. Namun dalam taklimat yang ditayangkan
televisi lokal pada Kamis (21/6) malam, perdana menteri di era Hosni Mubarak
itu mengatakan Komisi Tinggi Pemilihan Presiden adalah satu-satunya lembaga
resmi yang memiliki hak untuk mengumumkan hasil akhir dan ia akan menghormati
keputusannya. "Sebagai calon
presiden dan berdasarkan proses penghitungan oleh tim kampanye saya, saya meraih
jumlah suara terbanyak, dan saya yakin saya akan jadi presiden sah Mesir,"
kata Shafiq sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat (22/6). "Waktunya akan tiba bagi dikeluarkannya
hasil akhir, yang akan sama dengan yang telah didapati tim kampanye saya,"
kata Shafiq. Mesir menyelenggarakan
babak kedua pemilihan presiden pada Sabtu (16/6) dan Minggu. Sejauh ini kedua
calon mengklaim sebagai pemenang.
Mohamed Moursi, capres dari Ikhwanul Muslimin, Senin (18/6), mengumumkan
kemenangannya dan disambut ribuan pendukungnya dengan turun ke jalan-jalan di
Kairo dan berbagai provinsi untuk merayakannya. Kemenangan Moursi ini juga
didukung hasil-hasil hitung cepat berbagai lembaga independen. Dewan militer, yang memerintah, menegaskan
mereka akan menyerahkan kekuasaan kepada presiden yang baru terpilih sebelum
akhir Juni ini . Sementara itu Shafiq,
yang dijuluki sebagai loyalis presiden terguling Hosni Mubarak, menyalahkan
pers dan sejumlah pemantau independen menyangkut hasil pemilihan presiden tahap
kedua ini. "Media massa dan
beberapa pemantau independen membuat kesalahan besar dengan melaporkan hasil
pemilihan presiden dari segelintir tempat pemungutan suara, kemudian
menyimpulkan hasilnya," kata Shafiq.
Mantan perdana menteri terakhir era Mubarak itu merujuk kepada laporan
media massa dan berbagai pemantau independen yang menyatakan hasil sementara
pemilihan presiden menunjukkan Mohmed Moursi meraih suara terbanyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar