Rabu, 27 Juni 2012

Kapal dengan 200 Penumpang Tenggelam di Pulau Christmas

 
CANBERRA--MICOM: Tim penyelamat menyisir lautan untuk mencari lusinan orang yang hilang saat sebuah kapal tenggelam di utara Pulau Christmas, Australia.  Sejauh ini tiga orang ditemukan tewas dan 110 orang berhasil diselamatkan dari laut. Petugas meyakini kapal yang tenggelam tersebut bermuatan 200 orang.  Kapal patroli Australia melakukan pencarian korban tenggelam dibantu kapal nelayan dan pesawat terbang.  Kapal yang diyakini membawa para pencari suaka tersebut karam, Kamis (21/06).  Pulau Christmas berada di barat laut perairan Australia, tetapi lebih dekat dengan wilayah Indonesia, dan sering menjadi target bagi para pencari suaka untuk masuk ke Australia secara ilegal. Seringkali kapal pengangkut imigran ilegal tersebut kelebihan muatan dan dalam kondisi yang buruk.  Para petugas mengatakan perahu tersebut mengeluarkan seruan darurat dan kemudian ditemukan dalam kondisi tenggelam oleh pesawat pengintai Australia.  "Kami masih dalam kondisi kritis dimana masih banyak jiwa yang mungkin diselamatkan,'' demikian pernyataan Menteri Dalam Negeri Australia Jason Clare.  Semua penumpang kapal diduga semuanya lelaki, dengan seorang anak berusia 13 tahun yang berhasil diselamatkan. Masih belum jelas negara asal mereka.  Sekitar 40 orang ditemukan tengah menempel di lambung kapal dan banyak juga yang mengapung memegang pecahan kapal, kata Clare.  Seorang juru bicara dari Otoritas Keamanan Maritim Australia, AMSA, mengatakan suhu air dalam kondisi baik yang kemungkinan bisa membantu dalam menemukan korban.  Mereka yang berhasil diselamatkan dikirim ke Pulau Christmas, tempat pusat tahanan imigrasi terbesar Australia berada. Mereka disebut dalam kondisi sehat.  Dalam beberapa tahun terakhir gelombang pencari suaka, kebanyakan berasal dari Afghanistan, Sri Lanka dan Irak, mendatangi kawasan Australia melaui jalur dari Indonesia menggunakan kapal meski sering tenggelam.  Sekitar 50 pencari suaka tewas ketika kapal mereka pecah menabrak karang di Pulau Christmas pada Desember 2010.  "Kecelakaan kali ini kembali menggarisbawahi bahayanya alam dalam perjalanan penuh risiko ini, dan ini adalah akibat dari langkah putus asa dan berbahaya orang-orang ketika mereka lari dari hukuman di negara asal mereka," kata badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan.

2 komentar:

Aula Finata SariElf mengatakan...

Turut berduka cita,,,,

Ayu Rismanasari mengatakan...

hduhhhh kasian sekaliii yaaa